PENJELASANNYA DARI RUKUN ISLAM DAN
IMAN
Segala
sesuatunya mempunyai rukun atau hal pokok yang telah mendasari hal tersebut.
Begitupun juga dengan persoalan keimanan, maka itu juga mempunyai pokok-pokok
yang sudah menjadi asas dari bagian-bagiannya. Seperti yang telah kita ketahui
bahwa untuk rukun iman tersebut ada 6 (enam) yakni: Iman kepada Allah, iman
kepada malaikat, iman kepada kitab-kitabNya, Iman kepada para Rasul, Iman
kepada hari Akhir dan Iman kepada Takdir.
Adapun
dalilnya dari firman Allah Swt:
Artinya :
“Bukannlah menghaddapkan wajahhmu ke arah timur dan barrat itu suatu
kebajjikan, akan tettapi sesungguhnya kebbajikan itu ialah beriiman kepada
Allah, hari kemuddian, malaikat-malaikat, kittab-kittab, nabbi-nabi ..” (QS Al
Baqarah: 177).
Begitupun
dikuatkan dengan Hadits Rasullullah Saw yang bersabda didalam sebuah hadist
ketika menjawab sebuah pertanyaan dari Malaikat Jibril As mengenai keimanan
bahwa keimanan adalah engkau yang beriman kepada Allah, dan parra MalaikattNya,
dan Kittab-kitabNya, dan Parra RasulNya, dan Hari Akhir, dan engkau yang
beriman kepada takkdir baik yang baikk maupun yang burruk (HR Muslim darri
Sahabat ‘Umar Ra’)
6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam serta Penjelasannya
Pengertian Rukun Iman
Sebelum kita masuk membahas setiap poin rukun iman maka ada baiknya kita mengartikan terlebih dahulu seperti apa pengertian rukun iman. Kata “Rukun” yang terdapat dalam rukun iman merupakan landasan, dasar atau asas. Berarti ada 6 hal yang disebutkan pada rukun iman ialah landasan dan dasar utama didalam beragama. Tanpa adanya keenam hal tersebut maka kita masih belum sempurna dalam beragama islam. Mengapa demikian? Dikarenakan semua rukun islam ini saling berhubung. Kalau kita mempercayai kepada Allah maka kita wajib untuk mempercayai rasul dan begitupun sebaliknya. Seperti yang telah difirmankan oleh Allah didalam surat Annisa pada ayat ke 59 yaitu:” Atiullha Wa’Ati’urrosuula..” yang memiliki arti bahwa “ikutillah Allah dan ikuttilah Rasul..” . Pada ayat itu bisa kita mengambil maknanya bahwa kita tidak dapat mempercayai salah satunya, semisal hanya sekedar mempercayai Allah saja, akan tetapi tak mempercayai rasulnya ataupun sebaliknya. Sehingga kesimpulannya ialah kalau kita mengaku beriman untuk Allah maka imanilah atau percaya juga rasulnya dan ikutilah pada setiap perintahnya, serta beriman juga pada setiap rukun yang terdapat dalam rukun iman supaya Islam kita bisa sempurna.
Kata “Iman”
dalam bahasa ialah membenarkan atau percaya. Sedangkan untuk kata “iman” dalam
istilah syar’i yakni keyakinan didalam hati, perkataan yang ada di lisan,
amalan dengan anggota badan, bertambah dengan menjalankan ketaatan dan
berkurang dengan maksiat.
Kalau kita
menghubungkan keduanya maka arti dari rukun iman ialah landasan atau
dasar-dasar yang mesti kita yakini dalam hati pada setiap muslim dan bisa
dibuktikan dalam lisan serta perbuatannya dalams sehari-hari.
Adapun
penjelasan mengenai rukun islam yakni sebagai berikut:
1. Rukun
Iman kepada Allah
Tidaklah ada
seseorang mengatakan beriman kepada Allah sampai dia mengimani 4 perkara yakni:
– Mengimani bahwa adanya Allah Swt
– Mengimani rububiah Allah, bahwa tidak ada lagi yang menguasai, mengatur dan mencipta alam semesta terkecuali Allah
– Mengimani pada uluhiah Allah bahwa tak ada sesembahan yang berhak untuk disembah kecuali Allah dan meniadakan segala sesembahan selain Allah Swt.
– Mengimani untuk semua dan segala sifat Allah yang Allah sudah tetapkan untuk diriNya dan yang Nabi Muhammad Saw yang telah tetapkan untuk Allah, serta selalu menjauhi Tahrif, takyif, tamtsil dan tathil.
– Mengimani bahwa adanya Allah Swt
– Mengimani rububiah Allah, bahwa tidak ada lagi yang menguasai, mengatur dan mencipta alam semesta terkecuali Allah
– Mengimani pada uluhiah Allah bahwa tak ada sesembahan yang berhak untuk disembah kecuali Allah dan meniadakan segala sesembahan selain Allah Swt.
– Mengimani untuk semua dan segala sifat Allah yang Allah sudah tetapkan untuk diriNya dan yang Nabi Muhammad Saw yang telah tetapkan untuk Allah, serta selalu menjauhi Tahrif, takyif, tamtsil dan tathil.
2. Rukun
Iman kepada Para Malaikat
Adapun
maksud kita wajib untuk membenarkan bahwa para malaikat tersebut memiliki wujudnya
dimana Allah Swt telah menciptakan mereka dari cahayaNya. Mereka ialah makhluk
dan hamba Allah yang senantiasa patuh dan beribadah selalu kepadaNya. Allah Swt
berfirman:
Artinya:
“Dan malaikkat-malaikat yang di sisiNya, merekka tiada memiliki rasa anggkuh
untuk menyyembahNya dan tiada (pula) merassa letih. mereka sellalu bertasbih
malam dan sianng tiada henti-henttinya” (QS. Al-Anbiya: 19-20)
Kita mesti
wajib untuk mengimani secara rinci pada setiap malaikat yang kita sudah ketahui
namanya semisal Jibril, Mikail dan Israil. Adapun yang kita tak ketahui namanya
maka kita mengimani hal tersebut secara universal. Diantara bentuk beriman
kepada mereka ialah mengimani pada setiap tugas dan amalan mereka yang tersebut
didalam Al-Quran dan hadits yang sahih, semisal mengantar wahyu, mencabut
nyawa, menurunkan hujan dan seterusnya.
3. Rukun
Iman kepada kitab-kitab Allah
Kita mengimani bahwa untuk seluruh kitab Allah ialah kalamNya, dan kalamullah itu bukanlah makhluk karena kalam merupakan sebuah sifat Allah dan sifat Allah itu bukanlah makhluk
Kita mengimani bahwa untuk seluruh kitab Allah ialah kalamNya, dan kalamullah itu bukanlah makhluk karena kalam merupakan sebuah sifat Allah dan sifat Allah itu bukanlah makhluk
Kita juga
mesti wajib dalam mengimani secara merinci untuk semua kita yang namanya telah
disebutkan didalam Al-Quran semisal taurat, injil, zabur, suhhuf ibrahim dan
suhhuf musa. Sementara yang tak kita ketahui tentang namanya maka kita hanya
bisa mengimaninya secara universal bahwa Allaw Swt memiliki kitab lain selain
daripada apa yang telah diterangkan untuk kita. Secara khusus mengenai Al-Quran
bahwa kita hanya wajib mengimani bahwa dia adalah penghapus hukum dari semua
kitab suci yang telah turun sebelumnya. Sesuai dengan firman Allah Swt:
Artinya:
“Dan kammi telah turrunkan kepadamu Al-Quran dengan memmbawa kebennaran,
membenarkan apa yangg sebbelumnya, yaitu kitab-kittab (yang diturunkan
sebellumnya) dan batu ujian terhaddap kitab-kittab yang lain itu.”(QS
Al-Maidah:48).
4. Rukun
Iman kepada para nabi dan rasul Allah
Penjelasan tentang rukun iman yang keempat yakni mengajak kita untuk mengimani bahwa terdapat diantara laki-laki yang ada dikalangan manusia yang telah dipilih oleh Allah Swt menjadi perantara untuk diri-Nya bersama dengan para makhluknya. Namun, mereka semua tetaplah menjadi manusia biasa yang sama sekali tidak memiliki sifat-sifat dan hak-hak persoalan ketuhanan, karenanya dengan menyembah para nabi dan rasul ialah kebatilan yang nyata.
Penjelasan tentang rukun iman yang keempat yakni mengajak kita untuk mengimani bahwa terdapat diantara laki-laki yang ada dikalangan manusia yang telah dipilih oleh Allah Swt menjadi perantara untuk diri-Nya bersama dengan para makhluknya. Namun, mereka semua tetaplah menjadi manusia biasa yang sama sekali tidak memiliki sifat-sifat dan hak-hak persoalan ketuhanan, karenanya dengan menyembah para nabi dan rasul ialah kebatilan yang nyata.
Wajib
mengimani berarti semua wahyu nabi dan rasul tersebut itu benar dan memiliki
sumber dari Allah Swt. Karena itu siapa saja yang telah mendustakan kenabian
dari salah seorang diantara mereka maka itu sama saja bahwa dia telah
mendustakan semua nabi yang lainnya. Karena itu Allah Swt mengafirkan nasrani
dan yahudi tatkala tidak mengimani kepada Nabi Muhammad aw dan Allah telah
mendustakan untuk keimanan mereka kepada Isa dan Musa As, karena itu mereka tak
beriman kepada Nabi Muhammad Saw.
Juga wajib
untuk mengimani secara merinci pada setiap nabi dan rasul yang telah kita
ketahui namanya. Sementara yang tak kita ketahui mengenai namanya maka kita
mesti wajib untuk mengimaninya secara menyeluruh. Seperti Firman Allah Swt:
“Sesungguhnya
Kami tellah memberikan wahhyu kepadammu sebagaimanna Kami tellah memberikan
wahhyu kepada Nuh dan Nabi-nabi yang kemmudiannya, dan Kami tellah memberikan
wahyu (pula) kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Ya’qub dan anakk cuccunya, ‘Isa,
Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan Kami berrikan Zabur kepadda Daud” (QS. An
Nisa:163).
“Dan
sesunggguhnya telah Kammi utus bebberapa orang rasul sebbelum kamu, di antara
mereka ada yangg kami cerritakan kepadammu dan diantara mereka ada (pula) yang
tiddak Kami Ceritakan kepaddamu” (QS. Mu’min:78).
5. Rukun
Iman kepada Hari Akhir
Disebut
sebagai hari akhir sebab dia merupakan hari terakhir untuk dunia ini, tak ada
lagi untuk hari esok. Hari akhir merupakan hari dimana Allah Swt telah
mewakafkan untuk seluruh makhluk yang masih hidup pada saat itu kecuali yang
Allah perkecuallikan, lalu mereka semua akan dibangkitkan untuk bisa
mempertanggungjawabkan amalan yang telah mereka lakukan. Allah Swt berfirman:
” sebaggaimanan Kami telah memmulai penciptaan perrtama begitulah Kammi akan mengulangiinya, janji dari Kami, sesunggguhnya Kami passti akan melakukannnya.” (QS. Al-Anbiya: 104)
” sebaggaimanan Kami telah memmulai penciptaan perrtama begitulah Kammi akan mengulangiinya, janji dari Kami, sesunggguhnya Kami passti akan melakukannnya.” (QS. Al-Anbiya: 104)
“Maka demmi
Tuhanmu, merreka (pada hakekatnya) tidak berriman hinggga mereka menjjadikan
kamu hakkim terhadap perkara yangg merekka perselisihkkan, kemudian merreka
tidak merassa dalam hati merreka sesuatu keberratan terhaddap putussan yang
kammu berikan, dan merreka menerimma dengan sepennuhnya.” (QS. An Nisa:65)
Inilah makna
dari rukun iman Hari Akhir secara khusus, meskipun pada dasarnya bahwa beriman
kepada hari akhir itu meliputi 3 perkara, dimana siapa saja yang akan
mengingkari salah satunya maka pada hakikatnya dia tak beriman untuk hari
akhir. Ketiga perkara tersebut adalah:
– Mengimani untuk semua yang akan terjadi di Alam Barzakh yakni alam diantara akhirat dan dunia berupa fitnah kubur oleh 2 malaikat, nikkmat kubur untuk yang lulus dari fittnah, dan siksa kubur untuk mereka yang tidak selamat darinya.
– Mengimani untuk tanda-tandda hari kiamat, baik itu tanda-tanda kecil yang jumlahnya pulluhan, maupun tanda-tandda besar yang para ulama sebuttkan jumlahnya ada 10 yang diantaranya: munculnya seorang imam Mahdi, keluarrnya Dajjal, turrunnya nabi Isa As, keluarrnya Ya’juj dan Ma’jun dan seterrusnya sampai terbitnya matahhari dari sebelah barat.
– Mengimani untuk semua yang akan terjadi sesudah kebangkitan. Dan kejadian tersebut jika mau disistematiskan yakni: kebangkitan lalu berdiri di area padang mahsyar, kemudian telaga, lalu di hisab atau (tanya jawab dan pembagian kitab), mizan atau (penimbangan amalan), sirath, nerraka, qintharah atau (titian kedua sesudah shirath), dan yang terakhir ialah surga.
– Mengimani untuk semua yang akan terjadi di Alam Barzakh yakni alam diantara akhirat dan dunia berupa fitnah kubur oleh 2 malaikat, nikkmat kubur untuk yang lulus dari fittnah, dan siksa kubur untuk mereka yang tidak selamat darinya.
– Mengimani untuk tanda-tandda hari kiamat, baik itu tanda-tanda kecil yang jumlahnya pulluhan, maupun tanda-tandda besar yang para ulama sebuttkan jumlahnya ada 10 yang diantaranya: munculnya seorang imam Mahdi, keluarrnya Dajjal, turrunnya nabi Isa As, keluarrnya Ya’juj dan Ma’jun dan seterrusnya sampai terbitnya matahhari dari sebelah barat.
– Mengimani untuk semua yang akan terjadi sesudah kebangkitan. Dan kejadian tersebut jika mau disistematiskan yakni: kebangkitan lalu berdiri di area padang mahsyar, kemudian telaga, lalu di hisab atau (tanya jawab dan pembagian kitab), mizan atau (penimbangan amalan), sirath, nerraka, qintharah atau (titian kedua sesudah shirath), dan yang terakhir ialah surga.
6. Rukun
iman kepada takdir yang baik dan yang buruk.
Maksudnya
disini bahwa kita wajib untuk mengimani bahwa semua yang telah Allah Takdirkan,
apakah itu kejadiannya baik dan buruk maka itu semual bersumber dari Allah Swt.
Beriman kepada takdir Allah tersebut tidak teranggap sempurna sampai mengimani
4 perkara.
– Mengimani bahwa memang Allah Swt mengimani segala sesuatu tentang kejadian, yang buruk maupun baik. Bahwa Allah telah mengetahui segala kejadian yang sudah berlalu, yang sedang terjjadi, dan yang belum terjadi, serta semua kejadian yang tak terjadi seandainya terjjadi maka Allah mengetahuinya bagaimana itu terjadi.
– Mengimani bahwa memang Allah Swt mengimani segala sesuatu tentang kejadian, yang buruk maupun baik. Bahwa Allah telah mengetahui segala kejadian yang sudah berlalu, yang sedang terjjadi, dan yang belum terjadi, serta semua kejadian yang tak terjadi seandainya terjjadi maka Allah mengetahuinya bagaimana itu terjadi.
Allah Swt
berfirman:
“Agar kamu menggetahui bahwasannya Allah Maha Kuasa atas seggala sesuatu, dan sesungguhnnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputti segala sesuatu” (QS Ath-Thalaq:12)
“Agar kamu menggetahui bahwasannya Allah Maha Kuasa atas seggala sesuatu, dan sesungguhnnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputti segala sesuatu” (QS Ath-Thalaq:12)
– Mengimani
bahwa Allah Swt sudah menuliskan segala takdir dari makhluk yang ada di lauh
al-Mahfuzh, 50 ribu tahun sebelumnya dia mencipptakan bumi dan langit.
Dari Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash Ra dia telah berkata: Sayya pernah mendengar Rasulullah Saw bersabda:
“Allah tellah menuliskan takkdir bagi semua makhhluk 50.000 tahun sebellum Allah menciptakan langgit dan bumi” (HR. Muslim No.4797).
Dari Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash Ra dia telah berkata: Sayya pernah mendengar Rasulullah Saw bersabda:
“Allah tellah menuliskan takkdir bagi semua makhhluk 50.000 tahun sebellum Allah menciptakan langgit dan bumi” (HR. Muslim No.4797).
– Mengimani
bahwa tak ada satupun gerakkan dan diammnya makhluk dilangit, dibumi dan
diseluruh allam semesta kecuali semuanya baru terjadi sesudah Allah
menghendaki. Tidakklah makhhluk bergerrak kecualli dengan kehenndak dan
izinNya, sebaggaimana tidaklah merreka diam dan tidakk bergerak keccuali
sesudah ada kehenda dan izzin dari-Nya.
Allah Swt
berfirman yang berarti “Dan Kammu tidak dappat menghendakki (mengerjakan
sesuatu) keccuali apabila dikehhendaki Allah, Tuhan semesta allam” (QS.
At-Takwir:29)
– Mengimani bahwa untuk seluruh makhluk itu tanpa terkecuali, zat mereka beserta untuk seluruh sifat dan perbuatan mereka ialah makhluk ciptaan Allah Swt.
– Mengimani bahwa untuk seluruh makhluk itu tanpa terkecuali, zat mereka beserta untuk seluruh sifat dan perbuatan mereka ialah makhluk ciptaan Allah Swt.
Rukun Islam
dan Penjelasannya
1. Rukun
Islam: mengucapkan dua kalimat syahadat
Asyhadu alla
ilaha illallah wa Asyhadu anna Muhammaddarrasuulullahh.
Berarti:
“Aku berssaksi Tiada Tuhan yang berhhak disembah selain Allah dan aku bersakksi
bahwa Muhammad adalah utusan Allah.
dalam
kalimat syahadat ini menggambarkan bahwa kita sebagai hamba mesti melakukan
pernyataan atas dirinya sendiri bahwa secara totalitas kediriannya adalah untuk
Allah dan Rasullnya. Kata “Bersaksi” dalam kalimat tersebut menegaskan bahwa
kita hammba Allah, karena dalam surat Al-Araf 172 (Bukankah aku Tuhanmu, benar
engkau Tuhan kami) menjelaskan bahwa sebelum kita lahir kita sudah melakukan
persaksian kepada Allah Swt, sehingga ketika kita telah lahir maka kita mesti
mengaktualkan kalimat syahadat tersebut. Begitupun dengan kata “Muhammad” itu
menjelaskan bahwa sebenarnya bukan Muhammad secara khusus akan tetapi untuk
seluruh pembawa kebenaran, yang terpuji.
2. Rukun
Iman mendirikan Sholat
Sebagai umat
islam tentunya kita berkewajiban dalam mendirikan Sholat sehari dan semalam
dengan 5 waktu, yang dimulai dari sholat subuh, zuhur, ashar, magrib dan Isya.
Sholat mempunyai kedudukan yang agung didalam Islam, hal tersebut dapat kita
melihat dari adanya keutamaan Sholat tersebut yaitu sebagai berikut:
Dari segi
bahwa Shalat itu berarti “Doa”. Seperti firman Allah Swt
“Dan menddoalah unttuk mereka. Sesungguhnya doa kammu itu (menjadi) ketentteraman jiwa baggi mereka. Dan ALlah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. At Taubah:103).
“Dan menddoalah unttuk mereka. Sesungguhnya doa kammu itu (menjadi) ketentteraman jiwa baggi mereka. Dan ALlah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. At Taubah:103).
– Sholat
ialah kewajiban yang paling utama sesudah dua kalimat syadat dan merupakan
menjadi salah satu rukun Islam.
– Sholat itu merupakan pembeda antara kafir dan muslim
– Sholat itu merupakan pembeda antara kafir dan muslim
Nabi
Muhammad Saw pernah bersabda bahwa “Sesungguhnya battasan antara seseorang
denggan kekafiran dan kesyirrikan adlaah shalat. Barangsiapa menginggalkann
shalat, maka ia kaffir” (HR Muslim).
– Sholat
merupakan tiang agama dan agama seseorrang tidak teggak kecuali dengan
menegakkan sholat.
– Amalan yang perttama kali akan dihissab pada hari kiammat.
– Amalan yang perttama kali akan dihissab pada hari kiammat.
Nabi
Muhammad Saw bersabda bahwa “Sesungguhnya ammal hamba yang pertamma kali akan
dihisab padda hari kiammat adalah shallatnya. Jika shalatnya baik maka dia akan
memperoleh keselamatan dan keberuntungan. Jika sholatnya rusak maka dia akan
merugi dan menyesal. Kalau ada yang kurang darri shala wajibnya, Allah Swt
mengatakan “lihatlah apakah pada hamba tersebut mempunyai amalan shalat
sunnah?’ Maka shalat sunnah tersebut akan bisa menyempurnakan shalat wajibnya
yang kurang. Begitu pun juga amalan lainnya seperti itu.” Dalam riwayat
lainnya, “Kemudian zakat akan (diperhitungkan) seperti itu. Kemudian amalann
lainnya akan dihissab seperti itu pula” (HR Abu Daud)
3. Rukun
Islam : Membayar zakat
Jika kita melihat dari bahasanya, kata “zakat” itu berasal dari “zaka” yang berarti bentuk mashdar yang memiliki arti: Tumbuh, suci, baik, bersih dan berkah. Zakat menurut dari istilah (syara’) berarti sesuatu yang wajib hukumnya diberikan dari sekumpulan harta benda tertentu, menurut ukuran dan sifat tertentu kepada golongan tertentu yang berhak untuk menerimanya dengan memiliki syarat tertentu pula.
Jika kita melihat dari bahasanya, kata “zakat” itu berasal dari “zaka” yang berarti bentuk mashdar yang memiliki arti: Tumbuh, suci, baik, bersih dan berkah. Zakat menurut dari istilah (syara’) berarti sesuatu yang wajib hukumnya diberikan dari sekumpulan harta benda tertentu, menurut ukuran dan sifat tertentu kepada golongan tertentu yang berhak untuk menerimanya dengan memiliki syarat tertentu pula.
Allah sudah
memerintahkan pada setiap muslim yang mempunya harta mencapai nisab untuk bisa
mengeluarkan zakat hartanya pada setiap tahun. Ia berikan kepada yang memang
berhak untuk menerimanya dari golongan fakir serta selain mereka yang zakat
bisa diserahkan untuk mereka sebagaiman firman Allah Swt:
“Dan dirrikanlah shalat, tunaikannlah zakat dan ruku’lah beserrta orang-orang yanng ruku'”(QS. Al Baqarah:43)
“Dan dirrikanlah shalat, tunaikannlah zakat dan ruku’lah beserrta orang-orang yanng ruku'”(QS. Al Baqarah:43)
“Ambillah
Zakat darri sebaggian harrta mereka, dengan zakkat itu kammu membersihhkan dan
mensuccikan mereka”(At. taubah: 103)
4. rukun
islam: Puasa
Menurut dari syariat islam bahwa puasa Ramadhan berarti menahan diri dari minum dan makan serta apa perbuatan yang dapat membatalkan puasa, mulai dari terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari, dengan syarat tertentu, untuk bisa meningkatkan ketakwaan seorang muslim, Allah Berfirman:
Menurut dari syariat islam bahwa puasa Ramadhan berarti menahan diri dari minum dan makan serta apa perbuatan yang dapat membatalkan puasa, mulai dari terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari, dengan syarat tertentu, untuk bisa meningkatkan ketakwaan seorang muslim, Allah Berfirman:
“Hai
orrang-orang yang berimann, diwajjibkan atas kammu berpuasa sebaggaimana
diwajibbkan atas orrang-orrang sebelum kammu agar kammu bertakwa” (Surat Al
Baqarah:183).
“Dan makan
minummlah hingga terrang bagimu bennang putih dari bennang hitam, yaitu fajar.
Kemudian sempurnakannlah puasa itu samppai (datang) mallam. (QS Al baqarah:187)
5. Rukun
Islam: Naik Haji bagi orang yang mampu
Untuk rukun islam yang kelima ini, Allah telah mewajibkan pada setiap hambanya untuk bisa berHaji ke Baitullah mekkah sekali dalam seumur hidupnya.
Untuk rukun islam yang kelima ini, Allah telah mewajibkan pada setiap hambanya untuk bisa berHaji ke Baitullah mekkah sekali dalam seumur hidupnya.
Adapun
pengertian Haji ialah berkunjung ke Baitullah Mekkah untuk dapat melakukan
tawaf, Sa’i, wukuff di Araffah dan menjalankan amallan-amalan yang lainnya daam
waktu tertentu untuk bisa memperoleh keridaan Allah Swt.
Adapun untuk
syarat-syarat Haji terdapat 5 perkara yakni Islam, Baligh, berakkal sehat
Merddeka dan Mammpu.
Demikianlah
artikel tentang Rukun Iman dan Rukun Islam serta penjelasannya, semoga artikel
ini dapat memberikan manfaat bagi anda yang sedang mencari cari artikel rukun
iman dan rukun islam.
No comments:
Post a Comment